Wednesday, December 25, 2013

The Year of Hello and Goodbye - Kaleidoskop Fashion 2013 #1

The Year of Hello and Goodbye 
Kaleidoskop Fashion 2013 #1

Dalam industri fashion, 2013 memang tahun yang penuh dengan rumor dan kabar mengejutkan tentang perpisahan. Sepanjang tahun ini, ada banyak designer dan creative director label-label fashion besar yang mengundurkan diri. Spekulasi tentang penyebab mundurnya mereka dan siapa yang bakal menggantikan, marak menjadi berita yang mengundang perhatian para pelaku industri fashion sendiri maupun para fans label-label tersebut.

Berpisahnya Marc Jacobs dengan luxurious brand Louis Vuitton mungkin jadi berita paling menarik dan mengundang rasa penasaran pelaku industri fashion. Marc Jacobs begitu identik dengan Louis Vuitton. Sebelum 1997, orang mengenal Louis Vuitton tak lebih dari produk koper dan tas mewah, namun Jacobs berhasil mentransformasi kemewahan a la Louis Vuitton ke dalam lini busana siap pakai yang kemudiang difavoritkan banyak fashionista. Oktober 2013, Bernard Arnauld, bos LVMH mengumumkan berakhirnya 'kerjasama' Marc Jacobs dan Louis Vuitton. Jacobs memutuskan untuk fokus mengurus label atas namanya sendiir Marc Jacobs dan second line-nya Marc by Marc Jacobs. Sementara posisi creative director Louis vuitton dikemudian hari diumumkan diisi oleh si anak emas Nicolas Ghesquiere yang sebelumnya meninggalkan Balenciaga.

Pendekatan hi-tech dan hemline super pendek dengan potongan modern menjadi ciri khas Balenciaga, atau Nicolas Ghesquiere. Publik seakan susah membedakan ciri khas masing-masing. Garis desain Ghesquiere jauh lebih dikenal dibanding pendiri label, Christobal Balenciaga. Ghesquiere pun disebut-sebut sebagai designer lini busana wanita terbaik di angkatannya. Namun kebersamaan itu berakhir di akhir tahun 2012. Ghesquiere menuduh parent company Balenciagan, Kering - dulunya PPR, kurang piawai mengelola label Balenciaga. Keputusannya mundur ini kemudian diikuti dengan terkonfirmasinya rumor, Nicolas Ghesquiere menyetujui penunjukan dirinya menjadi creative director di Louis Vuitton yang notabene adalah label terbesar di bawah grup LVMH yang adalah pesaing Kering (PPR).

Tahun 2013 juga ditandai dengan semakin bersinarnya designer-designer Asia di panggung fashion global. Salah satu yang telah diantisipasi banyak pihak adalah nama Alexander Wang. Designer dengan garis rancang urban dan industrial ini ahir tahun sebelumnya ditunjuk mengisi posisi creative director Balenciaga dan 2013 adalah debut koleksi perdananya di Paris Fashion Week untuk Balenciaga yang berakhir dengan sukses menuai pujian dari banyak fashion editor.

Dari London, kabar mengejutkan datang dari rumah mode Mulberry. Emma Hill sang creative director memutuskan mundur dengan menyisakan tanda tanya. Walaupun namanya tidak seriuh diperbincangkan seperti designer lainnya, Hill adalah orang yang paling bertanggung jawab di balik kesuksesan Mulberry dalam mengeluarkan tas ikonik Alexa Bag (yang terinspirasi dari empat kali penyandang British Style of The Year; Alexa Chung) dan Del Rey Bag.

Jill Sander mungkin perlu dicatatkan namanya dalam Guiness Book of Record. Designer senior yang mempopulerkan gaya minimalis sleek ini untuk ketiga kalinya resign dari label atas amanya sendiri, Jill Sander. Sander sebelumnya untuk ketiga kalinya memegang jabatan creative director menggantikan Raf Simons yang hijrah ke Dior. Namun konflik dengan CEO label tersebut tak dapat dihindari, dan sekali lagi Jill Sander memilih hengkang.

Sementara dari Scandinavia, Ann Demeulemeester memutuskan pensiun. Dia meninggalkan label atas namanya sendiri, Ann Demeulemeester, untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. Ann merasa dirinya telah bekerja keras, dan sekarang saatnya menikmati waktu yang berkualitas untuk kehiduan pribadinya. Agak disayangkan disaat posisi Ann Demeulemeester sedang berada di puncak bisnis. Desainnya disukai banyak fashion people dan memiliki fans fanatik sendiri.

Kabar paling mengejutkan datang dari Collette Dinnigan. Designer asal Australia yang rutin menggelar shownya di Paris Fashion Week ini memutuskan untuk menutup bisnisnya termasuk label utama atas nama dirinya Collette Dinnigan. Keputusannya ini tak lama setelah dia mempublikasikan buku tentang perjalanan karirnya. Dia beranggapan keluarganya sdah saatnya mendapatkan waktu dan perhatian lebih termasuk kedua anaknya. Namun pubik berspekulasi dan meyalahkan resesi keuangan dunia yang berimbas pada bisnis, termasuk fashion.

Namun 2013, tak lantas berisi perpisahan saja. Beberapa designer mendapatkan posisi baru. Sebagian sebagai creative director di label baru, sebagaian lain menggapai puncak kepemimpinan dalam skala bisnis. Nama-nama seperti Jeremy Scott, David Koma, Christopher Bailey tampaknya pantas mencatatkan tahun 2013 sebagai tahun baik, tahun yang berpihak kepada mereka.

Schiaparelli, couture house Perancis yang memutuskan bangkit kembali di tahun 2013, juga telah memutuskan satu lagi hal tepat, mengangkat Marco Zanini sebagai creative director untuk membangkitkan nama besarnya di masa lalu. Sebelumnya di 2013, Schiaparelli mengundang Christian Lacroix untuk menciptakan koleki haute couture pertama setelah masa vakum yang cukup lama. Zanini sendiri sebelumnya adalah creative director Rochas. Sedangan sebagai penggantinya, designer label No.21, Alessandro Dell'Acqua ditunjuk mengawaki Rochas.

Label asal Perancis, Mugler, besutan Thiery Mugler, tampaknya belum lepas dari gonjang-ganjing. Setelah sebelumnya publik sempat bersuka cita atas ditunjuknya, stylist Lady Gaga, Nicola Formichetti, menjadi creative director, publik kembali dikejutkan dengan hengangnya Formichetti yang hanya bertahan membuahkan dua season koleksi Mugler. Nicola Formichetti memutuskan pindah ke Diesel. Sebagai penggantinya, ditunjuklah David Koma. Designer yang kental dengan unsur avant garde ini dirasa sebagai pilihan tepat. Koleksi David Koma untuk Mugler pertama kali akan dipertunjukkan resort 2015 mendatang.

2013 tampaknya menjadi titik balik bagi brand Moschino untuk mengubah garis desainnya menjadi lebih muda, dan menginjeksikan lebih banyak unsur humor. Rosella Jardini digantikan oleh Jeremy Scott, yang mungkin lebih banyak dikenal publik melalui kolaborasinya dengan brand olahraga, Adidas. Jika selama ini para fashion editor menjuluki Jardini terlalu "gimmicky", ternyata Moschino memang menyasar konsumen usia muda, dan pilihan mereka atas Scott adalah hal yang tepat,

Jason Wu, designer kelahiran Taiwan yang sukses dua kali mendandani America's First Lady, Michele Obama dalam inaugural ceremony ini sering disebut-sebut sebagai 'Young de la Renta'. Semua itu karena designnya yang dramatis dan feminin dianggap menyamai living legend Oscar de la Renta. Di usianya yang 30 tahun, Wu ditunjuk oleh label raksasa Jerman, Hugo Boss untuk menduduki posisi creative director lini busana wanita. Koleksi perdananya untuk Boss akan dipertunjukkan di New York Fashion Week Februari mendatang dalam fall/winter 2014 series.

Stuart Vevers tampaknya juga sedang ketiban hoki. Karirnya yang impresif kini mendapat kesempatan untuk lebih berkembang di label Amerika, Coach, yang dikenal lewat koleksi tasnya. Vevers mematahkan rumor bahwa Ema Hill yang akan menduduki jabatan ini setelah keluar dari Mulberry, menggantikan Reed Krakoff. Namun tampaknya Coach punya strategi lain, dengan pasar Asia yang kian tumbuh, dan penjualan lini asesoris pria yang terus naik, Vevers diharapkan mampu meroketkan lini ini.

Dari Inggris, kabar menarik datang dari label legendaris Burberry Prorsum. Christopher Bailey sang creatve director dipercayai menjadi CEO setelah Angela Ahrendt menyusul Paul Deneve (sebelumnya CEO Saint Laurent) hijrah ke raksasa teknologi, Apple. Ahrendt menduduki jabatan senior vice president. Industri fashion yang terus berkembang dengan laba yang tinggi, tampaknya menarik bidang industri lain untuk melirik para pelaku bisnis fashion ke dunia baru.

juris bramantyo

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...