Thursday, April 21, 2011

Emansipasi, Dari Sisi Pandang Sebaliknya.

 Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Emansipasi

Begitulah yang tertulis dalam wikipedia tentang emansipasi. Emansipasi cukup saya artikan sebagai "persamaan derajat". Ya, persamaan, yang dapat dianalogkan dengan pohon yang sama tinggi, kabel yang sama panjang, dan kolam yang sama dalam. Sama. Sejajar.
Lalu di tanggal 21 April ini yang selalu diperingati sebagai Emansipasi Wanita, sudah sejajarkah wanita? Mungkin sudah banyak yang membahasnya, saya justru malah akan membahas dari sisi sebaliknya, tentang emansipasi pria. Kesetaraan Pria.
Sering, apalagi di bulan April ini, kita dengar, baca, dan lihat tentang keberhasilan saudari-saudari kita para wanita. Ada wanita jadi Kapolres, lalu disebut-sebut sebagai "Keberhasilan Cita-cita Kartini". Ada ibu 3 anak yang menjadi tukang ojek, lalu disebut sebagai "Wanita Perkasa". Tapi, pernahkah sejenak kita berfikir dari sudut sebaliknya?
Apa yang akan diucapkan orang-orang bila ada pria sukses jadi make up artist? Pasti embel-embel dan label kemayu, banci, bahkan masalah orientasi sexual semacam sebutan gay pun akan diucapkan. Apa yang akan diucapkan orang awam bila ada lelaki menjadi fashion stylist, fashion designer, ato mungkin penari? Sama, mereka akan melabel sang lelaki sukses tersebut dengan kemayu, banci, dan sebagainya.
Lalu di manakah hakekat emansipasi? Kesetaraan? Bukankah sudah selayaknya bila wanita mampu melakukan "pekerjaan pria" juga layak sebaliknya bila pria mampu melalukan "pekerjaan wanita". Harusnya profesionalitas tak diukur dari jenis kelamin. Wanita tentu saja sah menjadi presiden, lelaki pun sah menjadi chef.
Ini 2011, sudah tak seharusnya pekerjaan, kehidupan, dan segala permasalahn nya dilabel dan dikotak-kotakkan dengan jenis kelamin.
Emansipasi pria memang perlu. Demi kesetaraan. Karena tak ada lagi wanita lemah. Karena seharusnya tak ada lagi wanita diuntungkan karena jenis kelamin nya dengan kekhususan lebih semacam "ladies first". Pria dan wanita sama-sama manusia. Itu saja.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...