Sering disebut aneh?
Saya sering. Bahkan ungkapan "Kalo gw pake baju ini bakal dirajam orang se-Jogja nggak ya?!" adalah ungkapan umum yang sering didengar teman-teman dari mulut saya.
Ya, kebiasaan saya adalah menjadi unik. Entah kenapa, dengan being unique rasanya seperti mengatrol beratus-ratus meter rasa percaya diri. Lagipula saya sering ilfil kalau harus menjadi sama seperti orang kebanyakan. Saya bisa berhenti mendengarkan lagu yang sebelumnya saya sukai, kalau tiba-tiba semua orang mulai menempatkannya di playlist masing-masing, mendendangkannya tak hanya di kamar mandi, dan lebih parahnya mulai menjadi groupies dari penyanyi atau musisi tersebut. Intinya saya ga suka jadi templating!
Begitu juga soal penampilan. Prinsip saya know the first, tak peduli nanti saya terapkan dalam keseharian atau tidak. Fashion, trend, dan style yang begitu dinamis membuat saya seperti tak pernah berkedip dalam jejaring informasi fashion and lifestyle!
Masih ingat sekali tahun lalu, saat di beberapa street style fashion blog seperti Sartorialist dan sebagainya mulai sering mempertontonkan roll up pants dengan sockless shoes, saya pun segera menyukainya dan berusaha mengaplikasinya sebagai gaya pribadi. Alhasil di minggu-minggu pertama komentar semacam, "Kebanjiran di mana lo?" atau "Kehabisan kaos kaki bro?" pun gencar menyambar.
Akhir tahun yang lalu saya sempat "sedikit" berseteru dengan capster salon langganan saya, yang kekeuh tidak mau menuruti intruksi saya untuk memotong rambut saya hilang tandas hanya pada bagian kanan saja. Dia ngotot berujar "Nanti mas dikira orang gila, otak nya miring, kayak kepalanya!"
Dan saya balas berseru ke front desk "Stop, saya mau ganti capster SEKARANG!" Sekarang toh banyak yang mengikuti "kegilaan dan otak miring saya, bahkan perempuan-perempuan cantik berambut indah terurai!
Memang butuh waktu untuk trend baru diterima oleh orang kebanyakan. Tapi begitu diterima, artinya sudah bukan trend lagi buat saya. Basi. Usang. Cheesy. Templating. Biasa. Standar!
Itulah saatnya saya mulai mencari trend terbaru, menimbang-nimbangnya apakah bisa saya aplikasikan di sini, dan mengkompromikan nya dengan personal style dan signature style saya. Tujuan nya jelas. Saya tak ingin cap Fashion Victim melekat di jidat saya. Karena hakekatnya, fashion, trend, style itu untuk membuat kita nyaman karena memaksimalkan diri kita. Bukan menjajah diri kita!
In the end, saya cuma mau berujar:
"Sudah lah patuhi tugas masing-masing. Tugas anda (dan juga saya) adalah memakai. Tugas mereka mengkritik. Selesailah!"
No comments:
Post a Comment