Wednesday, April 25, 2012

Tentang Hujan #1 : Rindu

Pernahkah kau bayangkan rindu?

Bukan rindu sepasang remaja yang dimabuk asmara.
Bukan pula rindu lintas pulau anatar sepasang kekasih yang terpisah.
Bukan. Bukan rindu seorang ibu pada anaknya yang tak mudik di kala lebaran.
Rindu ini lebih besar dari semua itu.

Kalau boleh kupilihkan kata, rindu ini lebih "agung" dari semua yang terlintas di benak kita.
Rindu ini, rindu sang hujan.

Berserpih-serpih partikel telah menempuh jarak menuruni lereng landai.
Menghabiskan sisa hidupnya untuk berkawan dengan jurang-jemurang.
Mendorong dirinya sendiri hingga batas yang tak sempat kau bayangkan.

Dia rela kehilangan wujudnya, namun tak identitasnya.
Berulang kali mengubah bentuk, hingga kupu-kupu tercantik pun malu menatapnya.
Turun bersepih keindahan tanpa kehangatan.
Keras membatu di ujung sana.
Lalu merelakan wujudnya yang indah.
Dia berkorban demi rindunya.

Rindu itu telah membakarnya hingga mampu berlari kencang tanpa menoleh ke belakang.
Dataran rumput, lorong sempit berkelok, hingga menjerembabkan diri ke jurang bergelimang gaung.
Rindu itu telah memampatkan tekadnya untuk bertemu dan melampiaskan pada mu.
Siap menyemburmu dengan sejuta kesejahteraan lahir dan bathin.

Sekali lagi dia berkorban dalam pusaran waktu.
Berjejalan dan kubangan maha megah.
Mengisi tiap gua dan relung dunia.

Dalam neraka penuh paradok itu dia menunggu
Terombang-ambing berjejalan penuh sesak dan berhimpitan.
Panas terik membakarnya.

Sekali lagi dia berkorban.
Ini bukan tipu muslihat Romeo Juliet.
Pengorbanan nya lebih dari sekedar seteguk racun.

Direlakannya tubuh mungil terangkat
Sekali lagi mengisi hampaan yang penuh sesak
Terdorong kesana-kemari. Terhmimpit hingga hilang semua wujud.

Lalu,
Segenggam petir disambarkan-Nya
Secercah kilat ikut menyinari kelahirannya.

Rindunya tak lagi tertahankan.

Dengan bangga dan berteriak sekencangnya dia menyerbu.
Menghambur memeluk sang Ibu Bumi.

Bagai tak ingin kembali berpisah
Terus didekapnya erat.
Hingga bahagia membanjiri kulit gersang ibunya
Menyentuh hatinya.

Rindu hujan telah terlmpiaskan

No comments:

Post a Comment