MARC JACOBS
“Bright Star in Fashion Industry”
Tahun 2011 totalitas Marc Jacobs diganjar Geoffrey Beene Lifetime Achievement Award oleh CFDA (Council Of Fashion Designers Of America). Bahkan di usianya yang belum genap 50 tahun, Marc (begitu dia kerap disapa) dianggap layak membawa pulang gelar lifetime achievement tersebut. Sebuah bukti keseriusannya pada industri jutaan dollar ini.
Ini bukan award pertama yang diberikan CFDA untuk Marc. Di awal karirnya, tahun 1987 CFDA menganugerahinya Perry Ellis Award for New Fashion Talent. Lalu di tahun 1992 dan 1997 dia memenangkan penghargaan paling prestisius, Womenswear Designer of the Year. Termasuk penghargaan Accessories Designer of the Year selama empat kali.
Drama Kehidupan
Tak secemerlang karirnya kehidupan pribadi Jacobs diwarnai dengan drama yang intens. Ditinggal mati oleh ayahnya pada usia yang masih sangat muda, 7 tahun, dan “ditelantarkan” ibunya membuat Jacobs kecil menjadi pribadi yang tak terlalu bahagia. Kemudian setelah pindah untuk tinggal bersama neneknya, Jacobs menemukan cahaya dalam hidupnya. Sang Nenek yang membebaskannya memilih apapun dalam hidupnya, termasuk bersekolah di Parson Institute of Art and Design New York yang kemudian mengantarkannya menjadi salah satu designer sukses sepanjang masa.
Karir
Mengejutkan teman-teman di Parson School of Design dengan memenangkan 2 penghargaan sekaligus, yaitu Perry Ellis Gold Thimble Award and Design Student of the Year saat kelulusannya tahun 1984. Jacobs kemudian bekerja untuk label Scetchbook pada usia 21 tahun. Dilanjutkan dengan pengangkatannya sebagai desainer busana wanita untuk label Perry Ellis, dimana dia memenangkan CFDA Award 1992.
Tahun 1993, kolaborasi Jacobs dan Perry Ellis mulai tidak harmonis setelah koleksi terakhirnya y bergaya “grunge” yang kurang disukai oleh para petinggi label tersebut. Saat itulah Jacobs memutuskan untuk mendirikan labelnya sendiri dengan bantuan pengusaha sekaligus teman lamanya Robert Duffy.
Jatuh dan Bangun
Label “luxurious good” asal Perancis Louis Vuitton menunjuknya sebagai creative director pada 1997. Posisi barunya ini makin meroketkan nama dan pamornya di dunia fashion, namun sekaligus menjatuhkannya ke lubang gelap. Tekanan yang tinggi membuat Jacobs menjadi pecandu dan jatuh ke pelukan cocaine dan heroin.
Atas dorongan teman-temannya, termasuk supermodel Naomi Campbell dan editor in chief Vogue US Anna Wintour, Jacobs kemudian masuk rehabilitasi pada 1999 dan kemudian mengumumkan status bersihnya setelah beberapa waktu.
Keputusannya untuk menggunakan Dakota Fanning yang saat itu masih berusia 13 tahun sebagai wajah kampanye busana couture-nya, membuatnya mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan. Mulai dari komentar tidak tepat, hingga urusan eksploitasi model di bawah umur menyerbu dirinya, termasuk dari blogger terkenal Perez Hilton.
Kerajaan Fashion
Sejak masa rehabilitasinya, sekarang Marc Jacobs menguasai “kerajaan fashion”-nya dengan membawahi label Louis Vuitton, Marc Jacobs, dan Marc by Marc Jacob. Belum lagi koleksi asesoris ciptaannya termasuk, beberapa It Bag yang dirilis oleh label Louis Vuitton dan juga parfum di bawah lini tersebut.
Koleksi womenswear-nya ditunggu-tunggu banyak wanita di seluruh dunia. Dari Jet-setter dan kaum aristokrat Eropa dan Amerika, hingga para pengusaha dan kalangan elit Asia. Tas hasil desainnya mungkin salah satu yang paling terkenal hingga bahkan dengan mudah kita temukan tiruannya di manapun.
Melalui label yang akrab dengan monogramnya itu, Jacobs seakan mampu menerjemahkan keinginan wanita. Lewat desain bersiluet jam pasir yang menonjolkan keseksian tubuh wanita, atau material mewah yang nyaman digunakan, serta cutting yang sempurna dan desain yang selalu segar dari musim ke musim, maka Marc Jacobs bukan hanya seorang desainer yang sukses, lebih dari itu dia adalah sang jenius dan anak emas dunia fashion.
TRIVIA
- Marc Jacobs lahir pada 9 April 1963 di New York, Amerika Serikat.
- Marc Jacobs remaja, pertama kali diajari neneknya merajut, dan itulah awal ketertarikannya pada fashion.
- Fashion people mengenalnya sebagai desainer yang sering muncul untuk menerima applause di akhir show dengan mengenakan kilt, sejenis rok khas Scotlandia.
- Januari 2010 Marc Jacob menikah dengan pasangan sesama jenis nya, Lorenzo Martone, seorang PR Eksekutif dari Brazil.
- Sofia Coppola, Charlotte Rampling, Winona Ryder, Dakota Fanning, Victoria Beckham adalah nama-nama yang akrab sebagai muse-nya.
- Setelah sukses sekaligus dicerca karena menggunakan Dakota Fanning sebagai wajah kampanyenya, tahun ini Marc Jacobs mengangkat Elle Fanning (adik Dakota) sebagai model kampanyenya