Friday, December 3, 2010

Cerita-cerita Di Balik #FiksiminiForMerapi #1

Sudah lebih dari sebulan kami menjalankan gerakan #FiksiminiForMerapi, mulai dari penggalangan dana, penyaluran bantuan, pendampinagn dan psiko-trauma healing buat anak-anak pengungsi, dan lain-lain. Ada banyak sekali cerita-cerita yang mengiringi perjalanan kami. Beberapa akan coba dituliskan di sini. 

Awal Terbentuk
#FiksiminiForMerapi terbentuk resmi sejak tanggal 26 Oktober 2010 malam hari dari hasil rapat sederhana dan darurat temen2 @fiksiminijogja di KFC Sudirman. Sorenya, Merapi meletus hebat. Letusan pertama yang ternyata menjadi rangkaian dari letusan yang disebut-sebut sebagai yang terdahsyat sepanjang 100 tahun terakhir. Saat rapat itu, meja kami bersebelahan dengan meja beberapa wartawan media yang kebetulan jg sedang makan di sana. Jelas terdengar, setengah teriak salah seorang wartawan berbicara di telepon, "Ditemukan beberapa mayat?! Di dekat rumah Mbah Maridjan?!"
Seketika kami tau, keadaan memang gawat. belum lagi bombardir tweet dr penjuru Jogja yang mulai mengabarkan hujan abu mulai turun. Yah sebetulnya, kami ini jg pengungsi, hanya saja kami lebih beruntung karena bisa menolong yang lain :)

Kisah Segenggam Permen.
Beberapa minggu setelah #fiksiminiForMerapi terbentuk kami mulai aktif menyalurkan logistik dan mengadakan pendampingan anak-anak di pengungsian. Salah satu sasaran kami, adalah Barak Pengungsian Kenthungan 403. terletak di dekat komplek militer 403 dan di SD Kentungan.
Dalam sebuah ruangan kelas yang kami sulap dadakan menjadi ajang  bermain dan sejenak bersenang-senang dengan anak pengungsi, tiba-tiba seorang kakek tua memanggil. Sambil menyelipkan segenggam permen Mentos di tangan, beliau berujar "Mas niki kagem njenengan lan kanca-kancane. Ben ora ngelak." ato dalam bahasa Indonesia "Mas ini (permen) buat mas dan teman-teman. Biar ga haus"
Terharu.
Beliau pengungsi, dan kami ini (semacam) relawan. Tapi beliau malah memberi kami permen, biar tidak haus. Mungkin beliau melihat kami begitu semngat, asik bernyanyi, bertepuk tangan dan teriak (karena tdk ada pengeras suara) dengan anak-anak.
Setelah acara selesai. Saat berpamitan, beliau pun kembali berujar. "Saya ini pensiunan guru mas, seneng kalo anak-anak ada yang ngajak bermain sambil belajar seperti tadi. Biar ga stress."

No comments:

Post a Comment