|
buklet dan undangan |
Jogja Fashion Week tahun 2010 ini berlangsung 27-31 Oktober di JEC. Walaupun berlangsung saat terjadinya letusan besar Gunung Merapi, tapi tidak menyurutkan semangat kreatifitas para fashion people kota Jogja dan Indonesia. Terbukti dengan lebih dari 60 designer yang ikut berpartisipasi dalam gelaran peragaan busana rutin terbesar di Jogja ini.
Berbeda dengan tahun lalu yg dilangsungkan di Pagelaran Kraton, JFW kali ini "agak susah diakses kalangan umum". Penerapan sistem undangan cukup membuat event ini terasa agak eksklusif, dan saya rasa kurang tepat untuk misi memasyarakatkan fashion di kalangan masyarakat.
Namun, banyak nya designer yg berpartisipasi, catwalk yg lbh bagus (terbuat dr bbahan yg bukan lagi karpet), serta adanya lomba design dirasa menjadi point positive gelaran tahun ini. Belum lagi APPMI Fashion Tendance dan show tunggal Eco-Fashion oleh Ninik Darmawan turut memberi nilai plus.
|
berfoto dulu di hall of fame |
Sayang nya, event fashion week seperti ini kurang bisa diapresiasi masyarakat. Seharusnya fashion week bisa merepresentasikan trend yang ada serta memberikan gambaran trend ke depan nya. Namun, tak sesuai tag line nya, masih saja tidak berimbang komposisi fashion show yang sarat budaya, dan melulu batik dan kebaya, dengan koleksi yg lebih pret a porter atau ready to wear.Melestarikan budaya itu harus terus dilakukan, but fashion is about moving forward.
Semoga tahun depan JFW bisa lebih baik lagi dan mampu mempererat komunitas fashion secara keseluruhan. Tak cuma satu 'genre" dan komunitas tertentu saja.